Oleh: Al-Ikhwan.net - Risalah dari Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 27-11-2009 (Risalah Mursyid)
Segala puji bagi Allah, salawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan seluruh sahabatnya.
Wahai saudara kami para hujjaj ke baitullah…
Wahai umat yang sedang khusyu beribadah dan kembali kepada Tuhan mereka…
Wahai mereka yang rela meninggalkan tanah air mereka…
Wahai mereka yang dengan tulus memisahkan diri dari berbagai hiruk pikuk dunia…
Wahai mereka yang sedang memenuhi panggilan Allah…
Wahai Mereka yang sedang menggerakkan jiwa dengan penuh kerinduan dan cinta dalam memenuhi panggilan Allah…
Wahai mereka yang bangkit untuk segera menyambut seruan Allah Pencipta dan Pemimpin mereka dengan mengumandangkan kalimat talbiyah:
“Aku Penuhi panggilan-Mu Ya Allah Aku penuhi, Aku Penuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu Aku Penuhi”.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.. selanjutnya;
Pada saat pelaksanaan konferensi yang paling komprehensif, agung dan mulia di muka bumi ini; kita teringat akan peristiwa pelaksanaan haji wada’ Nabi kita saw berdiri dihadapan umat yang dihadiri lebih dari 100 ribu umat yang telah disatukan oleh Islam dan setelah mereka dipisahkan oleh adanya fanatisme kesukuan; untuk memperingatkan umat akan tipu daya setan yang licik yang terus berupaya mengembalikan ke lingkaran fanatisme dan jahiliyah beliau bersabda:
“Janganlah kalian kembali kufur setelah aku, sebagian kalian memukul leher (saling bunuh) sebagian lainnya, ketahuilah bahwa syetan telah putus asa untuk menjadikan orang yang rajin shalat pemujanya, nemun mereka berhasil menabur benih perselisihan di antara kalian”(Musnad Ahmad),
Maksudnya adalah menjadikan tipu daya kepada umat ini menabur benih diantara mereka dengan pertikaian, perselisihan, benci, perang, fitnah dan lain-lainnya. Dan beliau saw meminta umat yang menghadiri konferensi saat itu untuk menginformasikan dan menyampaikan kepada seluruh umat risalah ini dengan mengatakan:
“Hendaknya yang hadir saat ini menyampaikan kepada yang tidak hadir; betapa banyak orang yang menyampaikan lebih banyak dari orang yang mendengat”. (Shahih Bukhari).
Tentunya umat ini masih merasakan kebahagiaan dengan taujih Nabi yang agung dan mulia ini, sehingga umat berkumpul pada muktamar yang agung setiap tahunnya, secara totalitas menunaikan ibadah dan ikhlas karena Allah, menolak perpecahan, tidak melakukan hal lain pada musim yang suci ini kecuali mengangkat bendera persatuan Islam, tidak menyeru kepada yang lain kecuali seruan pada persatuan yang integral. Saat kondisi yang lekat dengan nilai ruhi (spiritual) ini; mereka khusyu bermunajat, menghiasi diri dengan ketaatan, menghibur diri dengan keimanan ditengah kondisi yang memilukan, setiap Muslim merasakan bahwa dirinya berada di puncak kemuliaan jati diri manusia, mengalahkan kemuliaan malaikat karenanya; karena itulah dosa-dosa diampuni, segala usaha dijadikan kesyukuran, setiap langkah dilakukan yang dilakukan oleh para hujjaj ditulis oleh para malaikat pembawa rahmat sebagai kebaikan, dan dihapus dosa-dosanya, dalam suasana yang penuh kesadaran dan realita yang menakjubkan sehingga memberikan atsar (pengaruh) menjadikan orang yang berhaji baik jiwanya, suci hatinya, bersih kejahatan diri, serta ditambah dengan adanya konvergensi sosial untuk dapat saling mengenal dan memahami nilai-nilai Islami, pertemuan jiwa orang beriman untuk saling cinta dan berkasih sayang dan menumbuhkan spiritualitas di bawah naungan tanah suci, dan di area yang suci. Pada saat menjadi tamu Allah yang Maha Mulia, para hujjaj tidak melakukan apa-apa kecuali hal-hal yang mengarah pada ibadah; karena itu ungkapan mereka hanyalah takbir, lantunan mereka adalah tasbih, seruan mereka adalah talbiyah, doa mereka adalah tahlil, langkah mereka adalah ibadah, kumpul mereka adalah shalat, safar mereka adalah hijrah menuju Tuhan mereka, sebagaimana tujuan mereka adalah menggapai ampunan dari Allah dan ridha-Nya, sehingga tampak dari mereka bak sekumpulan yang orang yang begitu kokoh dan komprehensif serta menakjubkan seakan seperti sebuah kerangka kerja yang konsisten walaupun mereka berbeda ras, bahasa dan bangsa.
Demikianlah gambaran umat Islam yang satu yang ditampilkan dalam perjalanan ibadah haji sebagai konferensi umat Islam tingkat tinggi dan Mulia ini.
Selamat untuk kalian wahai para tamu Allah…
Kabar gembira untuk kalian wahai para penyambut panggilan Al-Khalil; Ibrahim AS, abul anbiya dan Nabi kita Muhammad saw… karena itu Kami menyeru kalian untuk melemparkan berbagai sebab perpecahan, menghindar dari berbagai perselisihan, menolak berbagai usaha, benih atau hasutan, dan meletakkan semua bendera yang mengarah pada propaganda dan syiar selain pada tauhid dan talbiyah, dan kkhusyu’ dalam dzikir dan ketaatan, dan mengisi seluruh waktu (sibuk) untuk menjawab panggilan dan berdoa; Saya mengingatkan kalian untuk menjadikannya sebagai wirid untuk umat ini;
semoga Allah menghentikan darah yang mengalir pada tubuh umat..!!
Semoga Allah menolak berbagai fitnah…!!!
Semoga Allah memberikan kepadanya jalan kebenaran…!!!
Semoga Allah melindunginya dari berbagai tipu daya musuh, kebodohan orang bodoh dan dungu…!!!
Semoga Allah membebaskan mereka dari tangan-tangan kotor dan tidak bertanggungjawab, memerdekakan rumah-rumahnya dari agresi para penjajah…!!!
Semoga Allah menyatukan hati-hati mereka dalam kebaikan dan menolak berbagai kejahatan diantara mereka serta menjadikan mereka berada dalam satu tangan (bersatu) untuk melawan musuh-musuhnya…!!!
Semoga Allah menerima ibadah haji kalian, mengampuni dosa kalian dan dosa-dosa yang kalian mohonkan ampunan untuknya, melindungi kalian dari berbagai bala dan bencana serta fitnah, serta mengembalikan negeri dan bangsa kalian menjadi bagian yang diterima, dikabulkan dan diampuni serta menggapai kebahagiaan.
Allah Maha besar dan segala puji hanya milik Allah.
Salawat dan salam atas Nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan para sahabatnya.