Saturday, November 27, 2010

Israel pulls down West Bank mosque


Palestinians say troops have demolished mosques and several other structures in two areas in the occupied territory.

AlJazeera online 25 Nov 2010 21:55 GMT

Israeli troops have demolished a mosque and more than 10 other structures in two areas in the ooccupied West Bank, Palestinian sources have said.

Most of the demolition activity took place in the village of Khirbet Yarza in the northern Jordan Valley on Thursday where local residents said troops had razed a very old mosque and its much-larger extension, which was built last year.

They also said troops had levelled "more than 10 buildings used for sheep".

In a statement, the Palestinian government said that their efforts to build a state are met with "state destruction by Israel". 

Israeli control

Khirbet Yarza is located in Area C of the West Bank, which is under full Israeli control and where all construction and planning issues come under the jurisdiction of the Israeli civil administration.

At the opposite end of the West Bank, Israeli troops destroyed a building which was home to 18 people in the southern town of Yatta, the family and municipal officials told the AFP news agency.

Figures from Bimkom, an Israeli NGO, show that around 95 per cent of applications for a building permit are rejected, with the civil administration only granting around 12 permits a year.

According to UN figures, Israel destroyed 180 Palestinian structures in Area C in 2009, including 56 residential buildings. Read more in the following link;

http://english.aljazeera.net/news/middleeast/2010/11/201011251357498144.html

Friday, November 26, 2010

Haji adalah perjalanan untuk memperbanyak bekal dengan taqwa



Haji adalah perjalanan untuk memperbanyak bekal dengan taqwa

Petikan dari artikel Dr Badi', Ikhwan Muslimin.

Wahai umat Islam…

Haji bukanlah sekedar perjalanan seperti perjalanan lainnya, bahkan bukan hanya merupakan perjalanan oleh anggota tubuh saja menuju Mekkah, namun ia merupakan rihlah (perjalanan) Rabbani, rihlah menuju cahaya, rihlah hati, seluruh ruh berusaha menggapai Allah sang Pencipta, sehingga bisa berhubungan dengan sumbernya, dan memberikan bekal dengan sebaik-baik bekal yaitu taqwa kepada Allah..

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا فُسُوقَ وَلا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ

“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal”. (Al-Baqarah:197)

Dan pada saat umat memiliki bekal taqwa dan menggantungkan kekuatan hanya kepada Allah SWT, maka umat tidak akan terkalahkan, bahkan dapat menikmati hidup dengan damai dan tentram, dan bahkan dapat menaungi seluruh masyarakat diatas keadilan, kesetaraan dan kasih sayang.

Haji adalah rihlah tarbawiyah

Haji sepanjang sejarahnya merupakan rihlah, yang dapat menghubungkan seorang muslim dengan Allah yang mulia yang telah mengemban amanah yang begitu berat, melintasi jalan yang sulit terutama abul anbiya Ibrahim AS untuk mendirikan baitullah dan mensucikannya, memberikan petunjuk kepada manusia yang tersesat dari jalan Tuhan mereka yang lurus. Marilah kita renungkan sejenak beberapa pelajaran yang dapat kita petik dan harus diperhatikan oleh setiap muslim untuk memberikan perubahan pada jiwa dan Allah berkenan merubah jiwa dan kondisi mereka… diantaranya adalah:

1. Tauhid dan keikhlasan

Bahwa Nabi Ibrahim telah menyerahkan jiwanya untuk Allah, dan membersihkan dari selainnya:

إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”. (Al-Baqarah:131)

Dan Rasul kita saw mendapatkan petunjuk mengikuti agama nabi Ibrahim AS

قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ. قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

“Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah Termasuk orang-orang musyrik”. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (Al-An’am:161-163)

Dan sejak hari pertama menyeru kepada penduduk Mekkah pada tauhid ini, beliau berkata kepada mereka:

قولوا لا إله إلا الله تفلحوا

“Ucapkanlah kata “La ilaha Illallah” (tidak ada tuhan selain Allah) niscaya kalian akan beruntung”.

Maka Quraisy pun takjub dari kalimat tauhid ini dan mereka berkata:

أَجَعَلَ الآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ

“Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan”. (Shaad:5)

Bahkan kitapun sebagai individu dan umat akan mendapatkan kemenangan, jika kita mau menerapkan tauhid yang bersih (murni) dan melepaskan diri dari kemusyrikan, dan tahlilnya para hujjaj dengan penuh keyakinan adalah

لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك

“Aku penuhi panggilanmu ya Allah aku penuhi.. aku penuhi panggilanmu tiada sekutu bagimu aku penuhi penggilanmu, sesungguhnya segala puji, nikmat dan kekuasaan hanyalah milikmu semata, tiada sekutu bagi-Mu”

Hal tersebut bermakna bahwa saya tunduk kepada-MU, taat kepada perintah-MU, siap mengemban seluruh amanah-Mu; taat hanya untuk-MU, berserah diri tanpa ada paksaan dan keraguan, menampakkan ketundukan dan ketaatan mutlak kepada segala perintah Allah pada saat menegakkannya dengan berbagai agenda kerja tanpa menyadari adanya tujuan seperti mencium hajar aswad, melontar jumrah, hanya karena taat kepada Allah.. karena itulah Umar bin Khattab ketika mencium hajar asad berkata:

والله إني لأعلم أنك حجر لا تنفع، ولولا أني رأيت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقبلك ما قبلتك

“Demi Allah, saya sadar bahwa engkau adalah batu yang tidak memberikan manfaat, seandainya aku tidak melihat Rasulullah saw menciummu, maka Akupun tidak akan menciummu”.

2. Totalitas sepenuhnya hanya kepada Allah

Melalui ibadah haji kita dapat belajar tentang tajarrud (totalitas) sepenuhnya kepada Allah, maka dari itu, orang yang sedang berhaji telah mengeluarkan diri dari hartanya, rumahnya dan negerinya untuk memenuhi panggilan, kemudian setelah itu melepaskan pakaian dan perhiasan dunia untuk melakukan ibadah wukuf, yang tidak ada perbedaan di dalamnya, semuanya sama dihadapan Allah Tuhan semesta alam, tidak ada perbedaan antara yang kaya dan miskin, antara pembesar dan yang rendahan, namun yang membedakan mereka adalah taqwa

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah Taqwa”. (Al-Hujurat:13)

3. Mengingatkan akan akhirat dan bekerja untuknya

Dalam peristiwa yang agung ini mengingatkan kita akan akhirat, pada saat seluruh manusia berdiri dihadapan Allah, Tuhan semesta alam dengan bertelanjang kaki dan pakaian seperti halnya mereka saat baru dilahirkan oleh ibu mereka, seluruhnya berdiri untuk Allah, untuk dihisab akan segala perbuatan mereka dan apa yang telah diperbuat oleh anggota tubuh mereka.

4. Tawakkal hanya kepada Allah

Bahwa haji memberikan bekal kepada setiap muslim untuk yakin dan senantiasa bertawakkal hanya kepada Allah, yang telah menghancurkan bebatuan dengan air untuk diberikan kepada nabi Ismail dan ibunya, dan telah mengabulkan permohonan nabi Ibrahim sehingga seluruh hati-hati manusia rindu dengannya, dan menganugrahkan rezki kepada mereka

وَقَالُوا إِنْ نَتَّبِعِ الْهُدَى مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَا أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبَى إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِنْ لَدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ

“Dan mereka berkata: “Jika Kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya Kami akan diusir dari negeri kami”. dan Apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (Al-Qashash:57)

Bahwa seorang muslim yang berusaha ingin meraih ridha Allah maka harus kembali kepada rihlah ini, sementara dirinya tsiqah bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan umatnya, sekalipun di tengah bumi (tanah) yang tandus dan gersang, sementara ibunya Ismail, “Hajar” ketika menyadari dirinya dan anaknya ditinggalkan di bumi tersebut atas perintah Allah, lalu dirinya berkata: “Jadi Allah pasti tidak akan menyia-nyiakan kami”. Karena itulah Allah tidak menyia-nyiakan keluarganya.

5. Perjuangan dan pengorbanan

Kenapa seorang muslim ragu dalam berkorban dijalan Allah, sementara dirinya menyadari bahwa nabi Ibrahim diperintah untuk menyembelih anaknya lalu mentaatinya, sementara anaknya juga rela, dan ibunya pun tidak takut akan perintah Allah tersebut..

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”. (As-Shaffat:102)

Sungguh Allah telah membeli dari jiwa dan harta kita, dan memberikan kita surga yang harganya sangat mahal, maka bagaimana mungkin kita bakhil kepada-Nya padahal Dia adalah pemilik jiwa kita dan kita tidak memiliki apa-apa

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”. (At-Taubah:111)

Jika nabi Ibrahim begitu taat atas perintah untuk menyembelih anaknya, maka jawabannya pun dengan penuh keyakinan berupa hadiah dan apresiasi

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. (As-Shaffat:107)

Karena itu, marilah mentaati perintah dengan menyembelih hawa nafsu yang senantiasa mengajak pada kejahatan, yang selalu membawa setiap muslim untuk malas berkorban, berjuang dan berjihad, sehingga Allah memberikan balasan kepada kita, dan Allah telah memberikan kebaikan kepada kita, memberikan ilham berupa taqwa. Dan marilah kita membunuh sikap pengecut, bakhil dan pelit yang ada dalam tubuh kita, dan berlindung kepada Allah dari berbagai faktor kelemahan, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw kepada salah seorang sahabatnya untuk menghilangkan diri dari kegundahan. Beliau bersabda:

قُلْ إِذَا أَصْبَحْتَ وَإِذَا أَمْسَيْتَ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ”. قَالَ الصحابي: فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَذْهَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَمِّي وَقَضَى عَنِّي دَيْنِي.

“Katakanlah jika anda berada pada pagi dan sore hari; Ya Allah Aku berlindung kepada-Mu dari rasa gundah dan sedih, aku berlindung kepada-Mu dari sikap lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut dan pelit, dan aku berlindung kepada-Mu dari terlilit hutang dan dikuasai oleh orang”. Llau sahabat tersebut berkata: maka sayapun melakukannya, lalu Allah menghilangkan dalam diriku rasa gundah dan melunasi segala hutangku”.

6. Persatuan, kesetaraan dan persaudaraan

Sikap yang menyatukan umat Islam dari seluruh lima benua dengan berbagai perbedaan ras dan warna, bahasa dan tingkatan, untuk mengumumkan kepada dunia, memberikan gambaran yang nyata dan kongkret bahwa Islam adalah agama kesetaraan dan persaudaraan yang sebenarnya, seluruhnya berada dalam satu hati, satu pakaian, satu tempat, satu ikatan, dari ujung timur hingga ujung barat, dari Jepang, Cina, Amerika dan Eropa.

Bahwa ini merupakan perasaan yang bergemuruh diantara berbagai bangsa yang ada dimuka bumi; yaitu ukhuwah (persaudaraan) yang telah Allah satukan ditengah hati umat islam.. Allah berfirman:

هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ . وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan Para mukmin, dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana”. (Al-Anfal:62-63)

Bahwa ikatan Islam ini merupakan ikatan suci diantara umat Islam yang telah Allah wajibkan atas kita, dan umat Islam wajib saling berkontribusi dan membari dalam kondisi senang dan susah, sempit dan lapang, berkontribusi dalam memperkokoh dan memelihara serta berjuang demi kemaslahatannya, bergotong royong dalam menghilangkan penyakit dan halangan yang terdapat pada setiap individu diantara mereka. Bekerja dengan sungguh-sungguh untuk menolak permusuhan yang terjadi ditengah umat Islam, menghadirkan yang terbaik untuk membagi manfaat dan kebaikan, memberikan simpati dan empati kepada umat Islam yang mengalami kesedihan, gempa atau kelaparan.

Dengan itulah maka akan terealisir kasih sayang, saling mengasihi dan menyayangi diantara mereka. Dari Nu’man bin Basyir berkata: Rasulullah sawa bersabda:

مثل المؤمنين في تراحمهم وتوادهم وتعاطفهم كمثل الجسد الواحد إذا اشتكى عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى

“Perumpamaan orang mukmin dalam hal berkasih sayang, saling cinta dan kelembutan adalah seperti satu tubuh jika menderita sakit salah satu anggota tubuhnya maka semua anggota tubuhnya akan terasa sakit meriang dan tidak bisa tidur”.

Karena itu, dalam pertemuan tahunan dan konferensi tahunan untuk para delegasi Allah dan pemakmur baitullah yang suci merupakan seruan kepada seluruh umat Islam baik senantiasa menjaga persatuan dan berdekatan sebagai solusi terjadinya perpecahan dan saling menjauh, saling merangkul dan membantu sebagai ganti dari saling melempar dan menghina, saling melengkapi dan berbagi pengalaman serta manfaat sebagai solusi dari bergabung dengan musuh yang tidak pernah memperhatikan kita kecuali dengan pandangan kehinaan dan benci. Umat islam hendaknya merasakan bahwa persatuan adalah kekuatan dan tameng, tidak pernah melecehkan kaum minoritas yang ada ditengah mereka di bumi manapau mereka berada, tidak dihinakan dan tidak diharamkan akan hak-hak dan kebebasan mereka, tidak dirampas harta mereka, tidak dihalangi dalam menunaikan kewajiban (ibadah) mereka; karena kaum minoritas di bumi manapun yang tersambung dengan seluruh muslim lainnya dan terlindungi dan bergerak secara bebas untuk kepentingannya masing-masing, melindungi kekuatan bumi yang menyatu dalam rangka menghilangkan berbagai rintangan dan hambatan.

7. Sucinya darah dan harta

Bahwa realita yang dialami oleh kita adalah melindungi darah diantara kita, marilah kita menyimak sabda Rasulullah saw yang disampaikan pada saat haji Akbar:

إن دماءكم وأموالكم عليكم حرام كحرمة يومكم هذا في شهركم هذا في بلدكم هذا إلى يوم تلقون ربكم ألا هل بلغت؟ قالوا: “نعم”. قال: “اللهم فاشهد فليبلغ الشاهد الغائب، فرُبَّ مبلغٍ أوعى من سامع، فلا ترجعوا بعدي كفارًا يضرب بعضكم رقاب بعض

“Sesungguhnya darah kalian, harta kalian haram (suci) sebagaimana sucinya hari kalian saat ini, pada bulan ini dan di negeri yang suci ini hingga kalian bertemu dengan Tuhan kalian. Ketahuilah apa saya sudah menyampaikan? Mereka berkata: ya. Beliau bersabda: Ya Allah saksikanlah, maka yang menyaksikan hendaknya menyampaikan kepada orang yang tidak hadir, karena betapa banyak orang yang menyampaikan lebih memahami dari orang yang hanya mendengar, janganlah kalian setelah saya kembali pada kekufuran, sebagian kalian menyerang yang lainnya”.

Disini kami ingatkan kepada umat Islam di seluruh penjuru dunia Islam akan kesucian darah, harta serta kehormatan mereka, dan hendaklah seorang berhati-hati dari hiasan dan tipu daya syaitan dalam menumpahkan darah saudaranya sesama muslim atau manusia lainnya tanpa alasan yang benar atau menghalalkan kehormatan, atau hartanya dengan alasan syubhat dan tipu daya

لِيُرْدُوهُمْ وَلِيَلْبِسُوا عَلَيْهِمْ دِينَهُمْ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

“Untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya. dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan”. (Al-An’am:137)

Begitu indah dan menakjubkan perjanjian yang dilakukan oleh Nabi saw ini, yang diumumkan pada hari Arafah.. perjanjian yang jika ditaati oleh orang-orang yang sedang saling membunuh, saling menumpahkan darah sebagian mereka dengan yang lainnya tanpa alasan yang benar akan akan berhentilah dari yang mengalir dan berhenti pula peperangan dengan cepat…

وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ . بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

“Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang”. (Ar-Ruum:4-5)

Dan Allah berada dibalik tujuan ini semua, Dialah pemberi petunuk ke jalan yang lurus.

Saturday, October 23, 2010

Gaza Bumi Yang Dirahmati

Hari ketiga di Gaza, saya melihat keberkatan dan kerahmatan Allah untuk penduduk Gaza dan umat Islam sedunia yang menyokong dan membantu perjuangan memerdekakan Palestin dari penjajah haram rejim Zionis Israel.

Sesungguhnya Bumi ini memberi peluang kepada sesiapa yang ingin beramal, bermujahadah dan berjihad kerana Allah.

Ya Allah kurniakan kerahmatan dan kebaikkan untuk aku, keluarga ku, sanak saudaraku, jiran-jrianku, rakan seorganisasi ku, kepimpinan dan ahli-ahli Aqsa As-Syarif, IKRAM, koperasi muslimin, STAIL, SMART dan sekolah-sekolah-sekolah, institusi-institusi Islam di Malaysia seluruhnya dan seluruh dunia. Lembutkan hati-hati kami semua ya Allah untuk terus menyumbang kepada pembebasan bumi Masjidil Aqsa Yang Mulia. Amin...!

GAZA CITY 24 OKT 2010

Saturday, September 4, 2010

Mursyid Am Ikhwan: Rebutlah Peluang Hari-hari Akhir Ramadhan




Pengulas: Islam Taufiq

Prof. Dr. Muhammad Badie’ Mursyid Am Ikhwan Muslimin telah mengajak umat Islam supaya merebut kelebihan bulan Ramadhan dan hari hari akhir dengan perancangan dan persiapan untuk kehidupan baru melalui strategi yang sesuai dengan hadiah dan anugerah yang terdapat di bulan ini. Ianya bertepatan dengan kepentingan untuk melengkapkan kemahuan dan keazaman yang mendorong kita untuk bekerja, keluar daripada kelemahan, menentang kelesuan supaya bergabung dan memberi sumbangan dalam menyelamatkan tanahair kita untuk keluar daripada kemalasan bekerja dan keengganan untuk bertindak.

Menurut Mursyid di dalam risalah mingguannya di atas judul “Anugerah dan hadiah Ramadhan”: “Ramadhan datang ke dunia kita untuk mengubah kepada dunia yang baru dalam semua perkara, baik di peringkat individu, keluarga, masyarakat mahupun negara meskipun penderitaan menimpa saudara kita di Palestin, Iraq dan Afghanistan. Kita tetap meraikannya dengan kegembiraan hati meskipun tekanan menimpa umatnya seperti konspirasi musuhnya, kerakusan musuhnya dan kejahilan penduduknya. Semua ini Allah mengkhususkan pada bulan ini bukan bulan-bulan yang lain”. Kenyataan beliau ini sebagai seruan untuk mengisytiharkan taubat kepada Allah berdasarkan keadaan kita ketika ini, taubat dari suatu kehidupan kepada kehidupan yang lain, dari satu pemikiran kepada pemikiran yang lain, dari satu harapan kepada harapan yanag lain. Alangkah perlunya dunia kita kepada Islam yang hidup di dalam hati nurani penganutnya, lelaki dan perempuan, tua dan muda sepertimana Islam pernah melekat pada hati dan pemikiran para sahabat yang mulia.

Beliau menambah: “Ayuh kita mulakan taubat dari kehidupan yang hina kepada kehidupan yang mulia (izzah), dari kehidupan yang ditempuhi sekarang kepada kehidupan yang mengembalikan kemuliaan dan kecemerlangan, dari kehidupan yang mundur dan tertinggal kepada kehidupan yang bekerja dan berjihad, dari pemikiran yang pesimis kepada pemikiran yang optimis dalam menghadapi sebarang bentuk kezaliman, kerosakan dan penindasan, dari pemikiran putus asa kepada pemikiran semangat membara ke arah kesanggupan melakukan pengorbanan demi keamanan dan kesejahteraan.

Mursyid menegaskan lagi tentang kepentingan merebut hari-hari akhir Ramadhan untuk memulakan kehidupan dalam aspek perubahan dan pengislahan seperti menyucikan jiwa, membersihkan dan mendidiknya supaya dalam ketaatan sehingga setiap individu merasai muraqabah dengan Allah dalam apa jua keadaan, membanyakkan zikir, tilawah al-Quran, doa dalam apa jua kesempatan dan membetulkan perjalanan hidup mereka di tengah masyarakat dari segi muamalah, akhlak, tingkah laku seperti soal kemurahan hati, pengorbanan dan berhati mulia.

Dr. Badie’ turut menasihati: “Jadilkan Idul Fitri kita sebagai suatu kemerdekaan atau pembebasan..kemerdekaan dalam semua aspek hidup adalah maksud Idul Fitri yang sebenar. Kemerdekaan individu dari kekolotan, kemerdekaan tanahair dari penguasaan kuasa asing dan kemerdekaan umat dari cengkaman pihak lain. Ketika hati menyatakan ubudiah kepada Allah sebenarnya suatu kemerdekaan dan pembebasan dari ketundukan kepada manusia dan ketakutan kepada mana-mana kuasa selain kuasa Allah.

Di samping itu Mursyid turut menyeru supaya merebut hari-hari akhir Ramadhan dengan beriktikaf di masjid supaya memperolehi anugerah yang tidak ternilai iaitu hubungan yang erat dengan Allah, kemanisan iman, pembersihan dan keampunan. Iktikaf tidak lain hanya untuk mencapai maksud ini seperti yang dinyatakan oleh para ulamak dan seperti yang diamalkan dalam doa orang yang beriktikaf: “Saya tidak akan tinggalkan dari berada di pintu rahmatMu sehingga Engkau mengampuni dosaku”.

Mursyid menyeru supaya berdoa di malam Lailtul Qadar; anda memohon keampunan secara menyeluruh ke atas semua dosa. Anda semasa bertahajud memanjangkan munajat dengan doa: اللهم إنك عفوٌّ كريم تحبُّ العفو فاعفُ عني, dan anda memohon suatu kehidupan yang saling bertolak ansur dan saling memohon ampun sesame saudara Islam. Mursyid juga menyeru supaya orang yang berpuasa menghirup udara bersih yang meninggikan jiwa mereka, udara segar yang membersihkan hati mereka dan merasai keindahan puncak ruh mereka selepas mereka mengetahui bahwa para malaikat membantu mereka, menutup keburukan mereka dan memohon agar diberi keampunan dan penghapusan dosa. Mursyid juga menyeru supaya merebut malam yang penuh keampunan dan keistimewaan iaitu malam-malam akhir Ramadhan.

http://www.ikhwanonline.com/Article.asp?ArtID=70172&SecID=210

Tuesday, August 10, 2010

Ulamak Umat dan Harapan yang didambakan



Risalah dari Dr. Mohammad Badie’ Mursyid Am Ikhwan Muslimin (15 Julai 2010)
# Gambar di sebalah ialah Prof Dr Syekh Yusof Al-Qardhawi, ulama' kontemporari berwibawa dan disegani.

Segala puji-pujian hanya bagi Allah SWT, selawat dan salam ke atas Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikutinya sehingga hari Kiamat.

Muslim dan Muslimah yang diRahmati oleh Allah SWT,

Sesungguhnya ulamak mempunyai martabat yang tinggi dan kedudukan yang dihormati kerana mereka adalah golongan yang Allah SWT pilih dari kalangan hamba-Nya dan mereka mewarisi Kitab suci yang mulia penuh manfaat.

Firman Allah SWT (maksudnya):
“Kemudian Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami”. (Fatir: 32)

Firman Allah SWT lagi (maksudnya):
“Nescaya Allah akan mengangkat (derjat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derjat”. (Al-Mujadalah: 11)

Tidak sama antara orang yang mengetahui (alim) dengan orang yang tidak mengetahui (jahil).

Firman Allah SWT (maksudnya):
“Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang tidak mengetahui”. (Az-Zumar: 9).

Allah SWT memuji para ulamak di dalam firman-Nya (maksudnya):
“Allah menyatakan bahawa tidak ada tuhan selain Dia. Dengan demikian pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan. Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Ali-Imran: 18)

Allah SWT telah memilih mereka untuk menjalankan tugas membimbing manusia mengenali jalan-jalan kehidupan di dunia dan akhirat. Allah telah menjadikan mereka sebagai pemimpin orang-orang yang bertakwa dan imam kepada umat Islam. Mereka adalah pengawal syariat dan agama. Mereka adalah pewaris para nabi.

Sabda Rasul saw (maksudnya):
“Sesungguhnya para ulamak adalah pewaris para nabi. Para nabi pula tidak meninggalkan wang dinar atau dirham tetapi mereka mewariskan ilmu. Oleh itu orang yang mengambilnya dia memperolehi keuntungan yang melimpah-limpah”.

Wahai para ulamak,

Anda adalah tiang seri Islam. Kewujudan anda menambahkan iman, membahagiakan di dua negeri (dunia dan akhirat), memakmurkan tanahair, mensejahterakan rakyat dan pemerintah serta membuatkan syaitan kecewa dan marah. Anda adalah pemisah antara yang halal dan haram, penunjuk kepada jalan yang betul. Andalah yang menyelesaikan pertikaian dan permusuhan yang berlaku sesama manusia. Allah SWT telah menghimpunkan kebaikan kepada anda ketika Allah memahamkan suatu ilmu tentang agama kepada anda.

Sabda Rasulullah SAW (maksudnya):
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan pastilah dia diberikan kefahaman tentang agama. Nama saya adalah Qasim(pembahagi), tetapi Allah-lah yang sebenarnya Pemberi dan Pembahagi (rezeki dan lain-lain). Umat ini akan terus tegak selama-lamanya di atas landasan Allah, tiada sesiapa yang mampu memudaratkannya sehingga datang ketentuan Allah SWT”.

Ulamak adalah jalan kesatuan Umat

Jikalau umat Islam telah terbahagi kepada pelbagai negara dan kerajaan, sementara setiap negara terpecah pula kepada pelbagai parti dan kumpulan hingga berlaku bermacam-macam persengketaan, maka ulamak mestilah berperanan dalam menyatukan umat. Ulamak mesti sedar betapa besarnya kewajipan ini. Kita sebagai umat Islam mesti bersatu sesama kita, memberi tumpuan kepada membina bukan meroboh, menghimpunkan bukan memecahkan, mendekatkan dan bukan menjauhkan.

Pegangan kita adalah firman Allah (maksudnya):
“Dan berpegang teguhlah kamu dengan Agama Allah dan janganlah kamu bercerai-berai”. (Ali-Imran: 103)

Firman Allah SWT (maksudnya):
“Sungguh, (Agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”. (Al-Anbiya’: 92)

Tidak keterlaluan jika kita yakini formula terbaik yang dilaungkan oleh pelopor perubahan dan yang diseru oleh para pejuang pembaharuan, terutama Imam Hassan Al-Banna iaitu beliau berkata: “Kita saling tolong-menolong dalam perkara yang kita sepakati dan kita bertolak ansur dan berlapang dada dalam perkara yang kita perselisihkan kerana slogan kita dalam bertolak ansur dan bersaudara ialah: “Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara”.(Maksud Al-Hujurat: 10)

Imam Al-Banna menambah: “Perselisihan pendapat fekah dalam masalah furu’ bukan menjadi sebab berlaku perpecahan di dalam Agama dan tidaklah membawa kepada permusuhan dan kebencian kerana setiap ijtihad memperolehi pahala. Tiada halangan untuk membuat semakan ilmiah yang baik dalam masalah perselihan dalam suasana penuh kasih sayang kerana Allah dan tolong-menolong untuk sampai kepada kebenaran. Perbezaan pendapat tidak seharusnya mengheret kita kepada pertengkaran yang tercela dan taksub membabi buta.

Kita mengharapkan para ulamak di seluruh pelosok dunia bersatu di bawah panji persatuan ulamak, yang menghimpunkan barisan mereka dan tidak mewakili mana-mana kumpulan, mazhab, Negara dan jamaah, tetapi hanya mewakili Islam semata-mata. Islam menyeru kepada perubahan, pembaharuan dan penyatuan. Janganlah hati-hati mereka berselisih sekalipun berbeza pendapat mereka kerana slogan mereka ialah: Perselisihan ulamak adalah rahmat yang luas dan kesepakatan ulamak pula adalah hujah yang bernas.
Ulamak dan peranan mereka di dalam menentang golongan perosak.

Sesungguhnya Islam adalah sistem hidup yang bersifat universal yang terbina di atas landasan akidah yang mantap. Sistem hidup Islam mampu memberi kebahagian kepada manusia sehingga hari Kiamat. Lantaran itu Islam mewajibkan perlantikan seorang ketua atau pemimpin yang akan melaksanakan seluruh sistem-sistemnya, menyebarkan akidahnya ke seluruh dunia serta memelihara kepentingan manusia berlandaskan ajarannya. Dan Islam mengekalkan hak umat dalam memuhasabah ketua yang diberi tanggungjawab melaksanakan urusan umat sekiranya dia cuai dalam melaksanakan tanggungjawabnya atau terseleweng dari hukum-hukum Islam, atau tersasar dari batasnnya atau tidak mengambil berat dalam menyebarkannya. Islam tidaklah sekadar menjadikan muhasabah ini sebagai satu pilihan untuk umat melaksanakannya atau tidak melaksanakannya, malah Islam menjadikan muhasabah ini sebagai tugas yang wajib. Bagi para ulamak pastilah kewajipan itu lebih besar lagi.

Tugas muhasabah bagi ulamak adalah fardu ain, kerana mereka merupakan pemimpin umat yang sebenarnya, golongan manusia yang sedar dan penegak urusan agama, penyampai dan penyeru kepada hukum-hakam Islam.

Firman Allah SWT(maksudnya):
“ Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Ali-Imran: 104)

Rasulullah SAW telah menyampaikan berita gembira kepada orang-orang yang mara menghadapi kezaliman dan menentang para penzalim, bahwa mereka tergolong pemimpin para syuhada’.

Sabda Nabi saw (maksudnya):
“Penghulu para syuhada’ ialah Hamzah bin Abdul Mutalib, dan lelaki yang berhadapan dengan pemimpin yang zalim dengan menyuruh yang makruf dan menegah yang mungkar. Lalu dia dibunuh”.

Peranan ini menghendaki para ulamak – di peringkat Negara Islam dan dunia – supaya menjalankan tugas mereka secara ilmu, amali dan didikan yang berterusan. Mereka hendaklah berani mengatakan kebenaran tanpa takut dan bimbang.

Firman Allah (maksudnya) :
“Iaitu orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepadaNya ,dan tidak merasa takut kepada sesiapapun selain kepada Allah”. (Al-Ahzab: 39)

Mereka menyampaikan risalah Islam kepada dunia dengan penuh yakin seperti ungkapan Imam Syafie:
Seandainya aku hidup, aku tidak akan kehabisan bekalan untuk dimakan (maksudnya rezeki dijamin oleh Allah SWT). Seandainya aku mati, pasti ada kubur untukku disemadi. Aku memiliki cita-cita tinggi seperti raja-raja.Jiwaku merdeka yang melihat sikap menghina diri itu sama dengan kekufuran!

Para ulamak hendaklah menjadikan agama mengatasi kehidupan dunia mereka, meletakkan permasalahan umat mengatasi kehendak pemerintah mereka. Justeru, janganlah ambil peduli apa jua yang menimpa di jalan Allah SWT.

Ulamak al-Azhar adalah pemimpin bangsa dan jurucakap yang membela bangsa, mereka menghalang kezaliman dan menentang penguasa zalim kerana ulamak adalah pihak yang memimpin massa dan menyuarakan kebenaran untuk menegakkan pembaikan dan keadilan. Jiwa mereka tidak akan berasa tenang selagi kezaliman dan kekejaman tidak lenyap dan keadilan memperolehi kemenangan seperti yang mereka ingini. Ketika itu jiwa mereka boleh berehat dan berasa tenang seperti yang pernah dilakukan oleh Syeikh al-Anbaby seorang Syeikhul Azhar ketika Lord Cromer datang menemuinya. Beliau berjabat tangan dengan Lord Cromer sambil duduk. Lord Cromer berasa hairan dengan sikap Syeikh, lalu dia bertanya, bukankah anda berdiri menyambut Khedive? Syeikh menjawab: Ya! Kerana Khedive adalah ketua kami. Dan dia dari kalangan kami. Dan anda tidak sepertinya di sisi kami!

Syeikh berkata demikian bukan kerana mahu mengampu Khedive, tetapi ia mempamerkan sikapnya, seorang alim yang berani. Beliau juga tidak gentar berdepan dengan Khedive Taufeeq dan pernah mengeluarkan fatwa supaya melucutkan jawatannya dan menyingkirkannya.

Tidak jauh dari anda ialah seperti yang dipamerkan oleh Jamaah Ikhwan Muslimin dalam hal menasihati pemerintah dan berkata benar di hadapan penguasa yang zalim. Justeru sebahagian daripada mereka gugur syahid kerana menyuarakan kebenaran seperti Abdul Qadir Audah, Muhammad Faraughly dan Syed Qutb, dan puluhan yang lain yang syahid semasa di penjara tentera dan ribuan yang lain disiksa selama bertahun-tahun. Mereka tidak sekali-kali tunduk dengan tekanan dan berlembut dengan apa jua tawaran, malah apabila mereka keluar selepas di penjara puluhan tahun, mereka tetap meneruskan perjalanan dakwah kepada Allah dengan sedikitpun tidak merasa lemah dan putus asa di atas apa yang menimpa mereka.

Benarlah Allah mengungkapkan di dalam firman-Nya (maksudnya):
“Di antara orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah janjinya”. (Al-Ahzab: 23)

Ulamak dan peranan mereka di dalam jihad pada jalan Allah

Di antara kewajipan ulamak ialah berjihad pada jalan Allah dan menggesa umat supaya berjihad pada jalan Allah kerana mereka adalah pewaris para nabi. Di antara kewajipan mereka ialah sebagai contoh teladan dalam kesetiaan aku janji dengan Allah, berdasarkan firman Allah (maksudnya):
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mahupun harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, sehingga mereka membunuh atau terbunuh, sebagai janji yang benar dari Allah di dalam Turat, Injil dan al-Quran. Dan siapakah yang lebih baik menepati janjinya selain Allah Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung”. (At-Taubah: 111)

Wahai para ulamak yang dihormati,

Peranan anda sangat besar dalam menggerakkan barisan para mujahidin menentang rejim Zionis dan agenda Zionis Amerika. Anda hendaklah menjadikan isu Palestin dan al-Quds sebagai isu asasi di dalam kehidupan anda kerana para ulamak selayaknya berada di barisan hadapan dalam jihad menentang penjajahan. Peranan Al-Azhar di dalam membangkitkan api perjuangan menentang Bangsa Perancis tidaklah jauh dari kita. Begitu juga peranan mereka yang besar di dalam jihad ke atas penjajah British dan Itali, malah ulamak juga telah memimpin barisan mujahidin dan sukarelawan yang keluar memerangi tentera Israel pada tahun 1948 ketika pengumuman tertegaknya Negara haram Israel. Ikhwan Muslimin turut memulakan dan menampilkan suara ulamak seperti Syekh as-Syahid Muhammad Faraghly, Dr. Mustafa As-Sibaie, Syekh Muhammad Mahmud as-Sowaff dan ramai lagi. Adakah di sana terdapat pengganti ulamak yang telah pergi?

Wahai para ulamak yang dimuliakan,

Sesungguhnya kita telah kehilangan beberapa orang ulamak tercinta yang bekerja, para mujahid yang jujur dan pendakwah yang ikhlas. Mereka telah memberikan kesan yang nyata di dalam mentarbiyyah generasi umat dan peranan yang jelas di dalam jihad pada jalan Allah. Pemergian mereka dari sisi kita merupakan kehilangan ilmu yang mereka dukungi.

Daripada Abdullah bin Amru r.a dari Nabi SAW yang bersabda (maksudnya):
“Sesungguhnya Allah tidak melenyapkan ilmu dengan mencabutnya dari dada manusia, tetapi Allah melenyapkan dengan mematikan para ulamak. Ini kerana sekiranya tiada lagi orang alim pastilah orang jahil (bodoh) akan menambil tempat untuk menjadi ketua. Lalu bila mereka ditanya, mereka akan memberi fatwa tanpa ilmu. Dengan mereka sesat dan menyesatkan”.

Di dalam sebuah Athar:
“Kematian orang alim adalah bencana yang tidak dapat dielakkan dan lubang yang tidak mampu ditutupi seumpama bintang yang terpadam cahayanya. Kematian satu kabilah lebih mudah dari kematian seorang alim”.

Sesungguhnya kewajipan anda wahai para ulamak ialah menutupi kekosongan ini dengan berjaga malam untuk mendalami ilmu agama dan tabah dalam memantapkan ilmu yang berguna serta bersabar menghadapi pelbagai kecaman ketika berkata benar.

Allah SWT telah merahmati di kalangan ulamak kita yang mati, memuliakan ulamak yang menutupi kekosongan dengan menghabiskan usianya untuk mendalami ilmu, memuliakan mereka dengan ilmu yang berguna dan amal yang soleh. Semoga Allah memberi taufik kepada Yang Mulia Syeikhul Azhar agar mengembalikan Universiti Al-Azhar ke kedudukannya yang tinggi seperti dahulu dan penghormatan buat ulamak al-Azhar supaya mereka menjadi contoh teladan dalam ilmu, amal dan pimpinan umat dalam semua kebaikan, mencapai kemuliaan pada tangga yang tertinggi dan terulung. Dengan demikian hanya Allah yang memiliki kemuliaan. Allah tidaklah jauh dari kita. Allah menguasai atas semua perkara tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Allah Maha Besar dan segala puji hanya bagi Allah SWT.

Artikel asal: http://www.ikhwanonline.com/Article.asp?ArtID=67921&SecID=213

Thursday, May 20, 2010

NGO-NGO Islam di Malaysia - Peranannya yang positif


Sebagai sebuah negara demokrasi, malaysia membenarkan rakyatnya mergerak dan melaksanakan aktiviti berasaskan undang-undang negara, akta-akta dan peraturan-peraturan. Di antara pendekatan dakwah dan tarbiyah di Malaysia dijalankan oleh NGO-NGO Islam seperti ABIM, JIM, HALUAN, ISMA, PUM dan banyak lagi. Kelahiran ngo-ngo tersebut jika diteliti mempunyai sejah dan latar belakang tersendiri. Semua ada rasional yang baik dan logik ketika mula ditubuhkan. Kesemuanya di atas pula telah bergerak dengan peranannya yang sangat positif di dalam melaksanakan dakwah dan mendidik masyarakat melalui pendekatan dan strategi yang mereka susun. Aktiviti dan pertubuhan mereka di daftar dan dipantau oleh Agendi Pendaftaran Pertubuhan (RoS).

Ramai yang menceburi sebagai penggerak dan anggota NGO di atas telah mendapat manfaat khusunya di dalam membentuk prinsip hidup peribadi, dalam ibadah, dalam akhlak, dan di dalam membangunkan keluarga masing-masing.

Majoritinya memahami bahawa keridhaan ALlah (AdzZariat : 56) adalah ultimate dalam kehidupan individu dan keluarga dan berusaha sedaya upaya menjadikan hidup untuk berubudiyah lillahi wahdah. Mereka yang terlibat juga pada umumnya faham bahawa kehidupan di dalam masyarakat Malaysia ini banyak cabaran dan ujiannya dan setiap hari iman, amal dan akhalak mereka boleh 'dicederakan' oleh persekitaran yang mungkar dan tidak Islamik. Oleh itu selain membentuk, menyuburkan iman dan amal Islami dalam diri dan keluarga, dakwah dan tarbiyah perlu diperluaskan di dalam masyarakat.

Tidak kurang pula yang berkecimpung di dalam NGO tersebut melepasi keperluan individu dan keluarga. Ada yang berusaha menyumbang secara sukarela di dalam Masyarakat melalui usaha-usaha kebajikan, bantuan sosial, kewangan dan kemasyarakatan.

Tidak kurang pula yang melangkaui batas negara seperti melalui usahs-usaha mewujudkan inisiatif membantu saudara-saudara Islam yang susah seperti di Kemboja, di Afrika dan yang paling menonjol ialah bantuan kepada rakyat Palestin. Haluan denagn Haluan Palestin, JIM dengan JIM International. Ada juga yang menubuhkan secara khusus pertubuhan bantuan seperti Islamic Relief, Amal Palestin dan AQSA SYARIF.

Meneliti minda dan semangat sebahagian rakyat malaysia tersebut, apa yang diwujud dan dilaksanakan di atas adalah perkara-perkara yang BAIK dan setiap individu yang IKHLAS dan BENAR yang menyumbang tenaga walaupun sebesar zarrah, Insya ALlah akan memperolehi ganjaran dari Allah swt Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.

Saturday, March 6, 2010

Gerakan Islam di Malaysia - imbauan ringkas sejarah

Harakah Islamiyah atau Gerakan Islam diwujudkan dengan matlamat dan wasilah yang sifatnya dinamik. Sifatnya yang maju, bergerak dan berperanan dengan berkesan di dalam masyarakat maka ianya digelar sebagai Harakah. Harakah Islamiyah tidak digelar gerakan Islam jika bersifat statik dan tidak ada perancangan jangka pendek mahupun jangka panjang. Tentunya ianya bukan bersifat 'sembrono' di dalam tindakan, malahan setiap perancangan, aktiviti, program dan projek perlu di 'syura'kan secara teliti terlebih dahulu pada tahap-tahap tertentu sebelum dilaksanakan.
Mengimbau gerak kerja Islam dalam bentuk gerakkan di Malaysia bermula sekian lama, malah semenjak peringkat awal penjajah memulakan operasi menakluki Semenanjung Tanah Melayu. Penentangan dan protes di sana sini ketika British berusaha mempengaruhi pimpinan dan raja-raja Melayu tercatat dalam sejarah.
Pada akhir 70'an semangat sebilangan pemuda-pemudi di dalam organisasi Islam untuk mengislahkan masyarakat berputik dan berkembang. Antaranya yang popular di Malaysia ialah Abim, Arqam, PKPIM, Pas, Tablig dan sebagainya. Sehingga dipenghujung 70'an, gerakan-gerakan tersebut mulai dirasai kewujudan dan signifikannya di kampus-kampus.
1980'an adalah fasa di mana gerakan Islam mulai meng'establish'kan penyusunan dan gerakkerja masing-masing. Dakwah semakin rancak di dalam masyarakat sama ada di peringkat nasional mahupun tempatan dan komuniti. Sumbar rujukan (manhaj) dalam pembentukan dan pembangunan keahlian jamaah-jamaah pula ditahap itu mulai berkembang. Beberapa buku rujukan utama hasil karangan ulama'-ulama' ikhwan Muslimin (Timor Tengah) dan Jama'atil Islami (Pakistan) mulai diterjemah dan menjadi rujukan utama. Tidak kurang juga rujukan dari buku-buku ulama' Indonesia seperti Fiqud Dakwah karangan Pak Natsir.
Kepulangan pelajar-pelajar Malaysia dari luar negara sama ada dari barat, Amerika dan Timur Tengah menambahkan lagi keupayaan harakah Islamiyah di Malaysia berkembang sama ada dari segi kualiti mahupun kuantiti.
Menyentuh mengenai semangat dan kesungguhan sememang dapat dilihat dari pelbagai jamaah yang disebut di atas yang pada umumnya berdaftar sebagai NGO. mpamanya Abim sering mengadakan muktamarnya dipelbagai peringkat - Nasional, negeri dan daerah-daerah. Ramai dari kalangan pemuda-pemudi ketika itu yang mendapat manfaat dari usaha-usaha berjamaah yang dijalankan. Nilai-nilai Islam yang diketengahkan di dalam pertemuan dan semianr sedikit sebanyak menjadi pegangan sebahagian besar yang menyertai aktiviti-aktiviti jamaah tersebut. Ramai dikalangan mereka yang telah dapat merubah cara hidup dari perspektif kebendaan kepada kehidupan rabbani. Ramai dikalangan mereka yang berumah tangga sekitar akhir 70'an dan awal 80'an mula mempraktikan prinsip hidup berkeluarga dan bermasyarakat secara Islam.

Pada Akhir 1980'an, satu lagi NGO Islam ditubuhkan di Malaysia iaitu Jamaah Islah Malaysia (JIM) yang diterajui oleh sekumpulan para aktivis yang mendapat pendedahan di UK, US, Timor Tengah dan Malaysia sendiri. JIM begitu aktif sebagai pertubuhan Islam masa dan mebuka pelbagai institusi (penginstitusian dakwah & tarbiyah) seperti sekolah-sekolah, tadika, Raudatus Sakinah, Kelab Ramaja JIM dan banyak lagi. Sistem Manhaj dan tarbiyah yang kemas, telah membolehkan JIM berkembang hingga ke hari ini disetiap negeri dan hampir semua daerah di Malaysia.

Beberapa NGO Islam lain juga muncul seperti Himpunan Lepasan Institusi Pengajian Tinggi (HALUAN) dan Ikatan Siswazah Muslim Malaysia (ISMA).

Selain aktiviti masing-masing, sesekali NGO-NGO tersebut mengadakan pertemuan bagi membincangkan isu-isu kepentingan bersama yang menyentuh isu-isu masyarakat di Malaysia.

Sebagai sebuah negara yang tidaklah besar sangat, mengapa Malaysia memiliki beberapa pertubuhan NGO Islam ? Perlukah mereka bersatu ? Perlukan mereka disatukan?

Thursday, March 4, 2010

6 MARCH 2010 (30 TAHUN PENANTIAN)





SATU HARI PENUH BERSEJARAH

MENUNGKIL ERA BARU DALAM PERJUANGAN

TELAH KU NANTI HARI INI SELAMA 30 TAHUN

BARU KINI TERTUNAI HARAPAN

MALU AKU DENGAN PARA SAHABAH

MEREKA PERGI BERPERANG (KE TABUK) DENGAN MENAIKKI UNTA ATAU BERKUDA ATAU BERJALAN KAKI

PERJALANAN MEREKA BERIBU BATU

KAMI HANYA SEKITAR 350 KM

KAMI AKAN NAIK KENDERAAN BERHAWA DINGIN

MEREKA INFAQ BEGITU BANYAK

KAMI HANYA DI MINTA 100 RINGGIT

OH JAUH NYA KAMI DARI STATUS MU PARA PEJUANG PERTAMA.....


Mat Hussin

Johor Bahru

Tuesday, February 23, 2010

Amalan Syura dan Ta'at dalam berjamaah


Amalan Syura dan Ta'at dalam berjamaah adalah tajuk yang sangat releven dan sangat perlu untuk para penggerak dakwah dalam memahami selok belok dalam kerja amal jama'i. 'Amalan Syura' secara fitrahnya diperlukan di dalam kehidupan manusia dari dahulu. Manusia, sepanjang zaman, secara fitrah tidak dapat hidup sendirian. Ia sentiasa memerlukan manusia lain untuk mencapai tujuan hidupnya. Lihat kisah • Fir'aun [As-Syuara’ 26:34-37], • Ratu Balqis [27:32-33], • Nabi Musa AS [Taha 20:29-32], • Kaum kafir Makkah [8:30]

Bagi manusia muslim, Allah telah mengarahkan agar dalam melaksanakan aktivitinya dengan beramal jama'i [As-Saff 61:4, Ali Imran 3:104].

Para penggerak dakwah harus sedar dan memikirkan persoalan-persoalan antaranya... di zaman apakah kita ini? ... haruskan kita merasa selesa, boleh berehat dan bersenang-lenang dengan rezeki dan kemewahan hidup yang dikecapi? Apakah yang sedang berlaku di luar sana ? ... dan mungkin sudah mendekati depan pintu rumah kita ...! Tidakkah kita merasa cemas?... Lihat dan renungkanlah segala macam gejala sosial, penzinhan, pembuangan anak-anak luar nikah..!? dan sebagainya.

Apakah yang wajar kita lakukan..?.. Apa yang kita harus terus lakukan....? berdiam diri? ... atau teruskan usaha dakwah?

Alhamdulillah ... kita berada di sini... berada besama gerombolan aktivis dakwah ... mengembling tenaga, mencetus minda, melakukan perubahan ...
Sedarlah ... keadaan ummat pernah berada di dalam kegemilangan. Pada tanggal 1924 ia melalui sejarah paling hitam apabila hilangnya Khilafah Islamiah disebabkan kelemahan penganutnya dan konspirasi musuh-musuh Allah. Semenjak tarikh itu, umat Islam dan nagara ummat Islam dicerooh, di pecah-pecah dan diperentah ... malah di zalimi, diperkotak katik dan dipecah belah kesatuan ummah. Segenap institusi menjadi lemah dan tidak berfungsi, sebaliknya diganti dengan sistem fikiran akal yang lemah... dalam pendidikan, dalam ekonomi, dalam politik ... sistem Ilahi yang penuh keberkatan diganti dengan sistem-sistem kapitalis, kominis, libralis, demokratik bebas ... yang akhirnya merosak dan menurunkan martabat kemanusiaam itu sendiri. Barat yang kononya datang membawa kemajuan dan kebebasan, hakikatnya membawa kehancuran dan kemusnahan. Ini adalah kerana, barat datang dengan asas nilai yang 'kosong'. Syed Qutb menjelaskan;

Sesungguhnya peranan pimpinan barat ke atas umat manusia ini telah hampir tamat. Ini bukanlah kerana tamadun Barat itu telah muflis dari segi benda atau telah lemah dari segi ekonomi dan kekuatan tentera …. tetapi sebenarnya kerana sistem Barat itu telah tamat tempohnya sebab ia tidak lagi mempunyai stok “nilai” yang melayakkan ia memegang pimpinan…

Oleh itu, maka umat manusia mestilah diberikan pimpinan baru!

Umat manusia perlukan suatu pimpinan yang mampu menyambung terus tamadun kebendaan seperti yang telah dapat dicapai sekarang melalui tamadun cara Eropah itu. ….juga yang mampu memberikan nilai baru yang lengkap, setanding dengan yang telah sedia ada dan telah popular di dalam masyarakat manusia, juga yang mempunyai program yang kemas kini, positif dan praktikal.

Hanya Islam sahajalah yang mempunyai nilai-nilai dan program yang sangat diperlukan itu.


Oleh itu marilah kita sama-sama menyahut firman Allah dalam surah Ali-Imran: “Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam), dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik, serta melarang daripada segala yang salah (buruk dan keji). Dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya”.


Salah satu usaha yang diajar oleh Rasulullah dan diikuti oleh para ulama' muktabar di dalam menjalankan usaha dakwah ialah melalui jamaah dan beramal dengan disiplin amal jama'ai. 'Amal Jama'i atau kerja bersama adalah kegiatan yang merupakan produk suatu keputusan jama'ah yang selaras dengan manhaj (sistem) yang telah ditentukan bersama, untuk mencapai tujuan tertentu. Ciri-ciri amal jama’i adalah:-

1. Aktiviti yang akan dijalankan harus bersumber dari keputusan atau persetujuan jama'ah.

2. Jama'ah yang dimaksud harus mempunyai visi dan misi, serta struktur organisasi yang tersusun rapi.

3. Setiap tindakan dan aktivitinya harus sesuai dengan dasar dan strategi atau pendekatan yang telah digariskan oleh jama'ah.

4. Seluruh tindakannya harus bertujuan untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan bersama.

Saidina Umar R.A. menyatakan “Sesungguhnya tidak ada Islam tanpa jama’ah, tidak ada jama’ah tanpa kepemimpinan dan tidak ada kepemimpinan tanpa ketaatan”

Antara amalan terpenting di dalam amal jama'i adalah pelaksanaan Syura (musawarah). Rasulullah adalah di antara manusia yang paling banyak mempraktikkan syura di dalam kehidupannya sebagai Rasul, sebagai pemimpin gerakan dakwah, sebagai murabbi, sebagai pemimpin negara dan sebagai pemimpin perang. Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak bermusyawarah dengan para sahabatnya, beliau pernah bermusyawarah dengan mereka pada perang Badar menjelang dimulainya peperangan, di tengah-tengahnya perang serta setelahnya. Beliau tidak memasuki medan perang kecuali setelah merasa tenang dengan keinginan dan aspirasi para sahabatnya. Seterusnya di dalam peperangan lain seperti dalam perang uhud, khandak, perjanjian hudaibiah dan lain-lain.

Para sahabat seterusnya mempraktikkan budaya musyawarah bermula dnegan pimpinan Saidina Abu Bakar, Umar, Othman dan ALi A.S. "Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu..." (Ali Imran: 159).

Syura dalam amal jama'i tidak berhenti di situ. Yang lebih penting ialah bagaimana anggota jamaah mentaati keputusan syura.

Taat mengikut AsSyahid Hassan Al-Banna (rukun Bai'ah ke enam ialah TAAT (kepatuhan) adalah menjalankan perintah dan merealisasikannya dengan serta merta, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun malas.

Di dalam dakwah dan tarbiyah yang mempunyai 3 marhalah iaitu Ta'arif (fasa penyebaran kefahaman Islam); Taqwin (Pembinaan kekuatan); dan Tanfidz (Pelaksanaan), perlu sekali gus menerap dan melaksanaan hakikat TAAT. Kerana di setiap marhalah dakwah ini, perjalanan dakwah dan tarbiyah menuntut penglibatan dan penyertaan yang padu dari semua ahli di setiap lapisan. Sirah perjalanan Rasulullah semenjak di awal dakwah di Mekah lagi menggambarkan hakikat tersebut berterusan sehingga ketikanya Haji Wida'.

Di dalam Risalah Ta'alim AsSyahid menjelaskan, "Tanpa taat tidak akan ada harakah, tidak akan ada sistem, tidak akan ada pertubuhan, tidak akan ada pemebrsihan jiwa, tidak akan ada langkah bersegera ke arah keridhaan Allah, Tidak akan ada jihad dan tidak akan ada matlamat yang boleh dicapai.

Dan... Taat yang sempurna tidak akan dapat diwujudkan melainkan setelah menguasai ilmu dan kepercayaan terlebih dahulu". Oleh yang demikian, Hassan Al Banna tidak menuntut taat yang sempurna bagi al-Akh yang masih berada di peringkat ta’arif… Memerlukan supaya al-akh diperkenalkan dengan Islam dan ditarbiyah dengan bersungguh-sungguh.

Sesungguh nya jamaah dan para amilin di dalam jamaah memikul tanggungjawab yang besar di dalam usaha memastikan jamaah dapat berperanan dan berfungsi dengan berkesan di dalam masarakat dan di dalam meraih keridhaan Ilahi, memartabatkan hukumah islamiyah.


# Sedutan daripada beberapa Kitab Harakah, Lensa Ummu Fathiyah & Ceramah Abu Aiman 22 Feb 2010 di Pejabat JIM Joh.