Friday, January 27, 2012

Memburu Sumber Hidayah

Suatu fenomena yang a
gak menyedihkan dan mengerikan di mana kita melihat manusia hari ini berl
umba-lumba membangkang kepada
Allah; Tuhan Pencipta mereka sendiri bahkan ramai pula yang bersumpah atas nama Allah untuk kufur padaNya dan menyingkirkan hukum Allah dari lap
angan kehidupan serta menerapkan hukum jahiliyah sebagai gantinya.

Namun, yang anehnya, mereka masih lagi mengaku sebagai Muslim.

Kacau bilau yang berlaku di dalam kehidupan umat manusia di seluruh dunia dan tidak terkecuali di negara kita adalah manifestasi dari jauhnya mereka dari hidayah Allah.

Kerosakan itu berlaku dalam semua tingkatan kehidupan samada :

1. Individu.
2. Keluarga.
3. Masyarakat.
4. Negara.

Akibatnya, berlakulah kekacau
an dalam kehidupan dan kezaliman muncul di mana-mana dan di segenap garis kehidupan.

Persoalan yang sering muncul di benak kita ialah :

1. Mengapa ada manusia yang beriman kepada Allah dan hukum Allah?
2. M
engapa ada manusia yang kafir (mengingkari) Allah dan hukumNya?
3. Mengapa ada manusia yang beriman kepada Allah tetapi kafir pada hukum Allah?

Kena
pa tidak Allah ciptakan sahaja semua manusia itu beriman kepadaNya dan kepada hukumNya.

Bukankah Allah itu Maha Kuasa?

Allah, Sebagai Tuhan Pencipta manusia memberi ruang kepada manusia itu sendiri untuk m
emilih jalan hidup yang akan mereka jadikan aturan dan piawaian kehidupan di dunia ini :

Apakah jalan iman (keyakinan dan ketaatan) kepadaNya.

atau
Jalan kufur (pengingkaran dan maksiat) kepadaNya, hukum dan sistemNya.

Namun setiap pilihan itu akan mempunyai kesan dan akibat di akhirat yang berbeza.

Allah swt menjelaskan :

"Dan katakanlah: "Kebenaran (Al-Qur'an) itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirehat yang paling buruk. Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal soleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka syurga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam syurga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas sofa-sofa yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirehat yang indah." (QS Al Kahfi : 29 – 31)

Penjelasan Allah swt ini adalah agar manusia tidak mempunyai peluang untuk berprasangka buruk kepada Allah, apalagi menuduhNya bersikap pilih kasih atau zalim dalam memutuskan perkara manusia di akhirat kelak berkaitan dengan apa yang telah mereka pilih dan kerjakan semasa mereka mendapat kuota kehidupan di dunia.

Selain itu, ini juga sebagai bukti Maha Adilnya Allah Tuhan Pencipta dan tidak bersikap diktator, walaupun terhadap hambaNya sekalipun, Allah telah menciptakan mereka dengan sebaik-baik bentuk dibandingkan dengan makhluk lain sehingga menjadi makhluk yang sangat sempurna.

Kesempurnaan manusia itu dilengkapi dengan kemudahan fizikal yang begitu canggih serta dibekalkan pula dengan empat alat deria yang penting, iaitu :

a. Telinga.
b. Mata.
c. Otak.
d. Hati.

Di samping itu, diturunkan pula bagi mereka Kitab Petunjuk Kehidupan (Al-Qur'an) yang haq (benar) untuk menjelaskan :

1. Mana yang haq (kebenaran).
2. Mana pula yang bathil.
3. Mana yang boleh menyelamatkan manusia.
4. Mana yang menyesatkan manusia.

Selain itu dibantu pula penjelasannya oleh seorang Rasul bernama Muhammad saw.

Kitab Petunjuk Kehidupan yang terjamin keasliannya sampai hari Kiamat itu didukung pula oleh tanda-tanda Kebesaran dan KeagunganNya yang tersirat dalam alam semesta dan dalam diri manusia yang setiap saat dan waktu Allah munculkan, samada melalui usaha-usaha manusia dalam melakukan ujian dan penelitian ilmiah, atau Dia munculkan begitu sahaja di hadapan mereka.

Namun demikian, mengapa masih ramai manusia yang :

a. Ingkar.
b. Menentang Allah Tuhan Pencipta.
c. Menolak kewujudanNya.

Sedangkan mereka sendiri tinggal di atas bumi yang diciptakanNya?

Dalam keadaan umat manusia hari ini yang sedang kehilangan pegangan dan petunjuk hidup, maka nilai sebuah hidayah terasa sangat mahal kerana dengan hidayah itulah manusia boleh hidup mulia dan selamat di dunia dan di akhirat.

Untuk merasakan betapa mahalnya nilai sebuah hidayah, paling tidak ada dua perkara yang perlu diketahui.

PERTAMA : PENGERTIAN HIDAYAH

“Hidayah” adalah bahasa Al-Qur'an yang juga telah menjadi bahasa Melayu yang memberi makna petunjuk.

Akar katanya ialah : (hadaa, yahdii, hadyan, hudan, hidyatan, hidaayatan).

Akar kata yang terakhir, jika diwakafkan (berhenti) maka di baca : Hidayah.

“Hidayah” secara bahasa bererti “Petunjuk”. Kata lawannya adalah :"Dholalah" yang bererti "kesesatan".

Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah.

Pengertian seperti ini dapat kita fahami melalui firman Allah berikut :

"Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan Pencipta mereka, dan (sebab itu) merekalah orang-orang yang menang." (QS Al-Baqarah : 5)

KEDUA : JENIS-JENIS HDAYAH

Para Ulama' besar Islam telah menjelaskan dengan terperinci dan mendalam berkenaan dengan hidayah, khususnya yang diambil dari Al-Qur'an seperti yang ditulis oleh :

1. Al-Balkhi dalam kitabnya "Al-Asybah wa An-Nazha-ir".
2. Yahya Ibnu Salam dalam kitabnya "At-Tashoriif".
3. As-Suyuthi dalam kitabnya "Al-Itqan fi Ulumil Qur’an".
4. Ibnu Qayyim Al-Jauziah dalam kitabnya "Nuzhatu Al-A'yun An-Nawazhir".

‘Hidayah / Hudan’ atau petunjuk dalam Al-Qur'an wujud dalam 171 ayat dan terdapat pula dalam 52 Hadits.

Manakala pengertian ‘Hidayah / Hudan’ dalam Al-Qur'an dan Hadits terdapat sekitar 27 makna.

Di antaranya bermakna :

1. Penjelasan.
2. Agama Islam.
3. Iman (keyakinan).
4. Seruan.
5. Pengetahuan.
6. Perintah.
7. Lurus / cerdas.
8. Rasul.
9. Kitab.
10. Al-Qur'an.
11. Taurat.
12. Taufiq / ketepatan.
13. Menegakkan hujjah.
14. Tauhid / mengesakan Allah.
15. Sunnah.
16. Jalan.
17. Perbaikan.
18. Ilham / naluri.
19. Kemampuan menilai.
20. Pengajaran.
21. Kurnia.
22. Mendorong.
23. Mati dalam Islam.
24. Pahala.
25. Mengingatkan.
26. Benar.
27. Kukuh / konsisten.

Dari 27 pengertian tersebut di atas, sesungguhnya hidayah, secara umum terbahagi kepada empat bahagian utama :

PERTAMA : HIDAYAH YANG BERKAITAN DENGAN KEYAKINAN HIDUP

Firman Allah swt :

"Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk (keyakinan hidup), maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkanNya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong". (QS An-Nahl : 37)

Begitu juga firman Allah swt :

"Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki kerana dia menyatakan: "Tuhan Penciptaku ialah Allah, padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhan Penciptamu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan (tetapi) jika ia seorang yang benar niscaya sebahagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk (hidayah) kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta (penolak kebenaran yang datang dari-Nya)." (QS Al-Mu'min : 28)

KEDUA : HIDAYAH BERKAITAN DENGAN JALAN HIDUP YAKNI ISLAM BERDASARKAN AL QUR’AN DAN SUNNAH RASUL SAW

Firman Allah swt :

"Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus (Islam)". (QS Al Hajj : 67)

Firman Allah swt lagi :

"Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapa-bapa kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk (Islam / Al-Qur'an) kepada mereka dari Tuhan mereka". (QS An Najm : 23)

KETIGA : HIDAYAH BERKAITAN AKTIVITI HIDUP

Firman Allah swt :

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS Al Ankabut : 69)

KEEMPAT : HIDAYAH SEMULAJADI (FITRAH).

Hidayah semulajadi ini berkait dengan kecenderungan azali yang Allah tanamkan dalam diri manusia untuk meyakini Tuhan Pencipta, mentauhidkanNya dan melakukan perkara-perkara yang bermanfaat untuk diri mereka.

Realisasinya bergantung ke atas pilihan dan keinginan mereka sendiri. Sumbernya adalah Qalb (hati nurani) dan akal fikiran yang masih bersih (fithriyah) sebagaimana yang dialami oleh Nabi Ibrahim as.

Allah menjelaskannya dalam firmanNya :

"Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat". (QS Al An'am : 77)

Semoga Allah membantu dan menolong kita dalam memahami betapa mahalnya nilai sebuah hidayah dan mensyukuri hidayah yang telah Allah anugerahkan kepada kita.

Tanpa hidayah, mustahil kita boleh selamat di dunia dan di akhirat.

Ya Allah, kami bersyukur kerana Engkau telah menunjukkan kami jalan hidayah yang lurus yang akan menyelamatkan kami dari azab Engkau di akhirat nanti. Tetapkanlah kami di atas hidayah ini sehingga kami pulang menemuiMu di akhirat nanti serta himpunkanlah kami di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama para Rasul as, para shiddiqin, syuhada', dan soliheen.

Ameen Ya Rabbal Alameen
WAS

http://tinta-perjalananku.blogspot.com/

Saturday, January 21, 2012

Pembentukan Keperibadian Individu Asas Kejayaan Ummah Sejati

Hari ini sejumlah lebih 1.84 bilion umat Islam di dunia, majoritinya adalah Islam kerana dilahirkan dalam keluarga yang beragama Islam. Alhamdulillah dengan syahadah yang diajarkan di dalam keluarga atau diperolehi dari pelajaran di sekolah atau madrasah telah melayakkan umat Islam hari ini bergelar muslim.

Tetapi dari perspektif yang sebenarnya, Syed Abul A'la Maududi ada menjelaskan bahawa Islam adalah sebutan terhadap pengetahuan dan tindakan mempraktikkan pengetahuan tersebut. Seseorang tidak disebut seorang Muslim kerana ia tergolong dalam suatu kelompok bangsa tertentu. Tetapi seseorang dikatakan Muslim apabila ia menerima Islam sebagai agamanya. Penjelasan Syed Abul A'la Maududi ini (lihat buku Dasar-dasar Islam) lebah tepat dengan pengertian Islamnya sesaorang.

Islamnya sesaorang yang disebut Maududi itu sebenarnya jelas tergambar di dalam kehidupan generasi Islam yang dididik Rasulullah SAW dan itulah generasi umat Islam dan individu-individu Islam sebenar yang diredhai Allah SWT. Generasi para sahabat itu apabila menerima sahaja Islam dan bersyahadah, jelas ciri-ciri dan amalan kehidupan mereka berbeza dengan mereka yang tidak bersyahadah atau belum Islam.

Bagaimana hari ini ?

Lihatlah sama ada di Asia, mahupn di Afrika dan dimana umat Islam tinggal. Apakah keislaman umat hari ini bertepatan dan memenuhi tuntutan syahah yang dilafazkan ? Ramai yang bersyahadah, tetapi sering akhlak dan ibadahnya jauh dari tuntutan syahadah. Syahadah menuntut pelafaz itu menerima hanya sanya perintah ALlah, mengikuti semua ajaran, akhlaknya mesti bertepatan dengan ajaran Islam, pakaiannya mesti menurut kehendak Islam dan tidak boleh meninggalkan yang fardhu, apatah lagi melanggar perkara-perkara yang haram di dalam segi pakaian, mu'amalah dan syariat.



Perlunya Pendidikan Diri

Para sahabat Rasulullah SAW boleh merubah kehidupan dirinya dari segi kepercayaan, kefahaman, akhlak, ibadah dan perilaku kehidupannya dari jahiliyah kepada Islam adalah kerana pendidikan (tarbiyah) yang sebenar yang dilalui setiap mereka dengan penuh ketekunan dan kesungguhan. Adakah mungkin umat Islam hari ini boleh menjadi muslim sejati dengan hanya dilahirkan Islam dan tidak perlu melalui proses tarbiyah ?

Amal sesaorang asasnya adalah kefahaman. Kefahaman yang betul akan Insya ALlah melahirkan keyakinan untuk mengikuti ajaran Islam. Tarbiyah Rasulullah dan para sahabat yang dilalui bersumberkan Al-Qur'an dan Sunnah, itulah rahsia mengapa lahirnya individu-individu contoh yang hebat yang disebut Syed Qutb sebagai 'the unique qur'anic generation'. Tarbiyah yang sama kaedahnya Insya ALlah akan memampukan lahirnya generasi yang diimpi-impikan untuk menjadi contoh dan penyelesaian kepada kemelut kerusakkan manusia di zaman ini.


Pendidikan diri bermula dengan meneliti apakah hakikat kita dijadikan ALlah SWT sebagaimana yang terkandung di dalam firmanNya ; Maksudnya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku". (Adz-Dzariat: 5). Pendidikan diri agar sentiasa sedar dan faham bahawa fungsi umum dan khusus kita adalah untuk menyerahkan pengabdian kepada Allah dan membebaskan diri dari sebarang pengabdian atau ikutan kepada selainNya termasuk manusia, syaitan, nafsu dan apa jua yang berbentuk duniawi yang menyesatkan. As Syahid Syed Qutb menjelaskan “Islam meminta supaya manusia menuju kepada satu tujuan sahaja iaitu ikhlas dalam menghambakan diri kepada Allah, jangan menyembah manusia lagi”. (Syed Qutb, Petunjuk Sepanjang Jalan, h. 65).


Muslim perlu sedar bahawa kita memikul tugas besar di muka bumi ini sebagaimana firman ALlah; Maksudnya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak jadikan seorang khalifah di muka bumi. " (Al-Baqarah: 30). Tugas ini besar sungguh...! Berat sungguh ..! Kita perlu mengetahui ruang lingkup dan kewajipan ini. Tanpa ilmu, tanpa pendidikan (tarbiyah imaniah, tarbiyah fikriyah, tarbiyah jasadiah, tariyah jamaiyah), tidak mungkin kita mampu memahami dan menyedari secara istiqamah tugas khalifah yang dimaksudkan pencipta kita.

Oleh itu, setiap muslim yang jumlahnya mencecah 1.84 bilion itu sebenarnya perlu melalui proses tarbiyah bagi memastikan keislaman benar-benar bertepatan. Namun, ianya tentunya mustahil dijalankan ... oleh itu perlu ada segolongan yang diberi hidayah dan kesedaran berusaha menjalankan usaha-usaha tarbiyah agar akan lahir segolongan yang berupaya memimpin jumlan yang besar itu.

Pendidikan perlu dijalankan secara berjamaah

Rasulullah telah menunjukkan kepada kita bagaimana beliau membentuk jamaah dan dengan berjamaah mampu melakukan proses pendidikan (tarbiyah) melalui usaha-usaha membacakan ayat-ayat Allah, menghuraikan dan mempraktikkan di dalam kehidupan seharian walaupun mereka tetap berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat jahiliyah di Mekkah dan seterusnya disambung di Madinah.


Islam itu ganjarannya syurga yang penuh kenikmatan dan kesenangan. Tetapi untuk memperolehinya ia perlu pengorbanan. Tidakh cukup dengan sekedar puas hati apa yang ada (selesa). Hidup perlu memberi bagi menerima sesuatu yang berharga. Hidup perlu mujahadah dan berkorban untuk mencapai ketinggian ilmu, amal dan syariat.

” Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga walhal belum datang cubaan kepadamu sebagaimana halnya orang-orang sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan berbagai cubaan),…" [Al-Baqarah:214]



Perjuangan menjadikan diri mukmin sejati, mampu berakhlak mulia, beramal dengan amal Islami hakiki dan mengikut kesemua syariat Allah perlu pengorbanan dan perjuangan. Rasulullah sendiri bertungkus lumus dalam hidupnya menjalankan misi suci itu. Rasulullah menunjukkan kepada kita bahawa perjuangan Islam merupakan satu perjuangan yang sukar dan panjang. Ianya memerlukan penggemblengan tenaga demi untuk mencapai keberhasilannya. Pemimpin yang berkesan bukan hanya hebat sebagai peribadi, tetapi dapat bekerja secara kolektif dengan pengikutnya. Bekerja secara kolektif ini adalah etos kerja yang dicetuskan oleh Islam, seperti firman Allah yang bermaksud:“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang tersusun rapi seakan-akan mereka seperti satu bangunan yang tersusun kukuh” (Al-Saff : 4)

Pembentukan keperibadian Islam sejati bagi menuju kejayaan ummah, tidak akan tercapai jika hidup ini dilalui dengan sambil lewa. Lihatlah bagaimana Rasulullah dan para sahabat Radiaullahuanhum menjalani kehidupan mereka ...!

Tuesday, January 3, 2012

Madrasah Rasulullah S.A.W.




Madrasah Rasulullah s.a.w. merujuk kepada suatu masa di mana Rasulullah s.a.w. dipilih Allah s.w.t. menjadi Rasul dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam yang diturunkan Allah berupa wahyu-wahyu, mengajar dan mendidik sahabat-sahabatnya dengan

manhaj Al-Qur'an yang dibaca setiapnya kepada sahabat-sahabat serta dengan tunjuk ajar

(khudwah) dan persekitaran (biah) solehah yang dibentuk oleh baginda Rasulullah s.a.w.


Dakwah dan tarbiyah Islamiyah di dalam Madrasah Rasulullah telah pun melahirkan satu generasi manusia, generas sahabat Rasulullah SAW, Ridhwanullahi alaihim, iaitu suatu generasi yang paling istimewa di dalam sejarah Islam dan di dalam sejarah kemanusiaan seluruhnya. Generasi itu tidak pernah muncul dan timbul lagi sesudah itu, walaupun terdapat juga beberapa peribadi dan tokoh tertentu di sepanjang sejarah, tetapi tidaklah lahir lagi segolongan besar manusia, di satu

tempat yang tertentu pula, seperti yang telah muncul dan timbul di dalam peringkat pertama dari penghidupan dakwah ini. Itulah keistimewaan yang menonjol di dalam Madrasah tersebut. Suatu generasi

bergelar "Generasi Qur'an Yang Unik". Generasi yang digambarkan sebagai Qur'an yang berjalan di tengah-tengah masyarakat.


Madrasah Rasulullah telah dimulai dengan tahap dakwah dan tarbiyah sejak baginda SAW diutus menjadi Rasul, setelah firman Allah SWT : "Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah, lalu berilah peringatan!" [Al-Muddatstsir: 1-2]

Baginda SAW secara diam-diam (sirriyah) mulai mengajak masyarakat untuk memeluk Islam setelah menerima wahyu dan arahan Allah untuk berdakwah dan mengajak masyarakat jahiliyah kepada Islam. Selama tiga tahun Baginda SAW menyampaikan dakwah dalam bentuk ajaran secara individu dari rumah ke rumah. Dikumpulkan di rumah Arqam bin Abi Arqam (sebagai tempat Usrah). Setiap hari para sahabat mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan penjelasan dari Rasulullah SAW. Selanjutnya beberapa daripada mereka diutus untuk menyampaikan dakwah kepada yang lain. Di antaranya adalah Khabab bin Arts yang mengajarkan Al-

Qur'an di rumah Fatimah binti Khaththab bersama suaminya, yang kemudian dari sinilah Umar bin Khaththab masuk Islam. … sehingga jumlah mereka mencapai 40 orang dalam tempoh waktu 3 tahun.


DAKWAH SECARA TERANG-TERANG


Apabila wahyu Allah s.w.t. menyuruh Rasulullah s.a.w. berdakwah secara terang-terang,

Muhammad bin Abdullah, Nabi yang ummi telah menyeru di atas kemuncak bukit Sofa, Mekah, maksudnya: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya saya adalah pesuruh Allah kepada kamu sekelian, Tuhan yang memiliki seluruh langit dan bumi, tidak ada tuhan melainkan Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Berimanlah kamu dengan Allah dan RasulNya, Nabi yang ummi yang telah beriman

dengan Allah dan kalimahNya. Turutlah kamu sekalian kepadaNya moga-moga kamu mendapat petunjuk". (Al-A'raf :158).

Pada tahap ini dakwah Rasulullah berubah dari sembunyi-sembunyi menjadi terang-terangan. Dari aktiviti mendekati individu-individu untuk kemudian disiapkan kutlah (kelompok) menjadi menyeru secara langsung dan terbuka kepada masyarakat seluruhnya. Setelah Rasulullah beserta sahabat mendapat perintah daripada Allah SWT: "Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” [Al-Hijr: 94].


Sejak saat itu maka bermulalah pertempuran antara kekafiran dengan keimanan, dan pertarungan antara pemikiran yang rosak dan tercemar melawan pemikiran yang benar dan suci. Pertempuran yang dasyat pada tahap dakwah itu segera mendapat reaksi keras daripada orang-orang kafir di Mekah. Sehingga menimbulkan tentangan berupa penyiksaan- penyiksaan yang hebat dan datang secara bertubi-tubi. Pada tahap ini, para pengikut Rasulullah SAW sungguh-sungguh diuji sampai sejauh mana kualiti keimanan mereka setelah tiga tahun dibina keperibadiannya (syakhsiyah) di Darul Arqam.



DAKWAH PEMISAH DARI ZAMAN JAHILIYAH


Dakwah seruan ketaatan kepada Allah itu menjadi garis pemisah bagi seluruh alam. Pemisah

antara zaman yang gelap gelita dengan zaman yang akan datang yang bersinar dengan cahaya dan bahagia abadi. Dakwah ini juga menjadi satu pengisytiharan yang terang dan nyata terhadap satu sistem yang baru yang disyariatkan Allah yang amat mengetahui dan amat bijaksana.

Ia disampaikan oleh pesuruhNya Muhammad saw, pembawa khabar gembira dan pengingat manusia bersama kitabNya al Quran yang terang dan bersinar, juga bala tenteranya yang dahulu yang terdiri daripada orang- orang muhajirin dan ansar dan pengikut-pengikut jejak langkah mereka dengan

penuh ihsan.



SUMBER UTAMA MADRASAH IALAH AL-QUR'AN


Sumber pokok yang dicedok oleh generasi pertama itu ialah Al-Quran, hanya Al-Quran sahaja. Hadis Rasulullah SAW dan petunjuk-petunjuk beliau adalah semata-mata merupakan pentafsiran kepada

sumber utama itu.

Ketika Assaiyidah `Aisyah Radhiallahu'anha ditanya mengenai kelakuan, perangai dan perjalanan

hidup Rasulullah SAW maka beliau menjawab: yang bermaksud: “kelakuan dan perjalanan hidup beliau [Rasulullah SAW] itu ialah Al-Quran” (Hadis riwayat Nasai)

Al Quran adalah penghimpun segala cara untuk membaiki masyarakat. Ia telah diturunkan ke atas

Nabi saw. Ianya dibacakan kepada orang-orang mukmin dari masa ke semasa menurut keadaan, suasana dan sempena. Firman Allah, maksudnya. "Demikianlah supaya kami perkuat hati mu denganNya dan Kami (menurunkanNya) dan membacakanNya kelompok demi kelompok. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa sesuatu yang ganjil) melainkan Kami datangkan kepada mu suatu yang benar dan yang paling baik

penjelasannya". (al Furqaan:32-33).


"Dan apa sahaja yang dia (Muhammad) ucapkan itu, sesungguhnya bukanlah bersumber

daripada hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."[Surah An-Najm: 4].


"Katakanlah (Muhammad): `Aku hanya akan mengikuti apa sahaja yang diwahyukan kepadaku oleh Tuhanku.' "[Al-A'raf: 203]

Ini bukanlah kerana umat manusia di zaman itu tidak punya tamaddun, tidak punya kebudayaan, tidak punya pelajaran, tidak punya buku karangan dan tidak punya kajian! Sekali lagi tidak! Kerana sebenarnya di zaman itu telah pun ada tamaddun dan kebudayaan Romawi, Yunani (Greek) dan Parsi. Buku-buku dan undang-undangnya, keseniannya, sajaknya, syair dan dongengnya yang telah dan masih diikut dan dijadikan panduan oleh orang-orang Eropah sampai hari ini. … juga seperti tamaddun India & China.


Rasulullah SAW ketika beliau melihat Sayyidina Umar bin Al- Khattab R.A. memegang sehelai kitab Taurat, menegur ….

Dengan bersabda: “Demi Allah sekiranya Nabi Musa masih hidup bersama-sama kamusekarang pun, tidak halal baginya melainkan mesti mengikut ajaranku.” (Hadis riwayat Al-hafidz Abu Ya'la dari Hammad dari Asy-sya'bi dari Jabir).

Rasulullah SAW bertujuan membentuk satu generasi yang bersih hatinya, bersih pemikirannya, bersih pandangan hidupnya, bersih perasaannya, dan mumi jalan hidupnya dari sebarang unsur yang lain daripada landasan Ilahi yang terkandung dalam Al-Quranul Karim.



MADRASAH MENDIDIK MENDEKATI AL-QUR'AN UNTUK MENGAMALKAN


Di sana ada satu lagi faktor penting…. Para sahabat Rasulullah di dalam generasi pertama itu tidak

mendekatkan diri mereka dengan Al-Quran dengan tujuan mencari pelajaran dan bahan bacaan, bukan juga dengan tujuan mencari hiburan dan penglipur lara.

Bahkan dia pelajari Al-Quran itu dengan maksud belajar untuk dilaksanakan serta merta, seperti seorang perajurit menerima, “arahan harian” atau “surat pekeliling” bagi dilaksanakan serta merta! Juga tiada seorang pun dari Al-Qur’an diturunkan secara beransur-ansur bagi mengajar mereka mengenal Allah SWT melalui sifat-sifatNya dan juga melalui bukti-bukti perkembangan dan perubahan alam. Dengan demikian mereka akan merasakan bahawa diri mereka terus menerus terikat dengan tertakluk kepada Allah SWT, terus menerus di bawah perhatian Ilahi. Pada ketika itu mereka merasakan bahawa mereka sedang hidup di bawah pengawasan Allah SWT secara langsung.


TARBIYAH MEMBUANG KEKOTORAN JAHILIYAH


Satu lagi faktor keberhasilan tarbiyah para sahabat ialah seorang yang menganut Islam itu sebenarnya telah melucutkan dari dirinya segala sesuatu dari zaman lampaunya di alam jahiliyah. Dia merasakan ketika dia mula menganut Islam bahawa dia memulakan zaman baru dalam hidupnya;

terpisah sejauh-jauhnya dari hidupnya yang lampau di zaman jahiliyah;

sikapnya terhadap segala sesuatu yang berlaku di zaman jahiliyah dahulu.

segala sesuatu di zaman jahiliyah dahulu adalah kotor dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Walaupun kelihatan pada lahirnya dia sering berhubungan dengan orang-orang musyrik di dalam lapangan perdagangan dan pergaulan hidup seharian, tetapi perpisahan perasaan dan pergaulan hidup seharian adalah dua hal yang berlainan dan berbeza sekali.


DAKWAH DAN TARBIYAH KE ARAH UBUDIYAH LILLAH


"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (Adz-Dzariat: 5)

Ayat-ayat Al-Quran zaman Mekah itu menyelesaikan suatu persoalan besar, suatu persoalan utama dan penting, suatu persoalan asas bagi agama yang baru muncul itu iaitu persoalan aqidah, yang diterapkan di atas tapaknya yang terpenting KETUHANAN dan PENGABDIAN serta pertalian antara keduanya.

Persoalan yang dikemukakan deh Ayat-Ayat Al-Quran zaman Mekah itu ialah persoalan MANUSIA yang tidak pernah berubah, kerana ia adalah persoalan wujudnya manusia itu di dalam alam ini dan juga persoalan kesudahan manusia itu.

Al-Quran zaman Mekah telah memberi;

penjelasan kepada manusia tentang rahsia wujud manusia itu sendiri dan wujud dunia di sekitarnya.

Ia mengatakan kepada manusia itu siapakah sebenarnya dia (manusia) itu? Dari manakah dia datang? Untuk apa dia datang ke dunia? Kemudian ke manakah arah perjalanannya?

Siapakah yang membawanya keluar dari alam yang serba tiada, yang serba majhul dan serba tidak diketahui itu? Siapakah pula yang akan membawanya pergi kemudiannya dan bagaimanakah gerangan nasibnya di sana kelak?

Makna perkataan “ILLALLAH” dan juga tujuan perkataan TIADA TUHAN MELAINKAN ALLAN “LA ILAAHA 1LIALLAH” itu memberi pengertian bahawa pengakuan bertuhan itu bererti pengakuan kepada kekuasaan menghukum dan memerintah yang tertinggi.

Mereka mengerti juga bahawa mengesakan Allah melalui ikrar kalimah syahadat itu adalah bererti mencabut semua sekali kuasa yang dibolot oleh para padri dan pendeta, oleh ketua-ketua suku, oleh raja-raja dan penguasa-penguasa, dan menyerahkan kuasa itu hanya kepada Allah sahaja.


Faktor-faktor dan pendekatan tarbiyah di ataslah yang telah berjaya melahirkan suatu kelompok manusia-manusia baru. Baru dari segi pemikiran, perasaan, keimanan, akhlak dan pandangan hidup. Dakwah dan tarbiyah yang telah mampu melahirkan Abu Bakar, Omar, Usman, Ali, Bilal, Hamzah, Abdu Rahman, Mus'ab, Khadijah dan ramai lagi. Meraka adalah manusia-manusia yang tinggi nilai kemanusiaannya yang belum pernah lahir sebelm ini di atas muka bumi. Penghasilan tersebut adalah kerana mereka melalui Madrasah Rasulullah s.a.w.


Madrasah yang

seakan-akan sama dengan madrasah di atas, jika dapat diwujud dan dilaksanakan dengan berkesan, Insya Allah ianya tidak mustahil untuk melahirkan generasi yang hampir-hampir sema dengan generasi Al-Qur'an yang unik.



Rujukan Utama: As-Syahid Syed Qutb - Petunjuk Sepanjang Jalan.